Ini adalah satu jam lebih sejak aku menekan tombol power pada komputer jinjingku. Beberapa kali pindah tempat duduk dan berubah posisi, berharap menemukan sesuatu yang menarik untuk sekadar dibagi di blog ini. Sia-sia.
Aku ingin bercerita. Tentang sebuah rasa yang membuat orang menjadi gila. Ya, cerita tentang cinta.
Pernah mendengar cerita Beauty and the Beast? Tentang si jelek yang mendapatkan si cantik lalu mereka hidup bahagia selamanya.
Atau mungkin kalian tahu Cinderella? Tentang gadis miskin yang entah bagaimana bisa datang ke pesta kerajaan, bertemu dengan pangeran lalu saling jatuh cinta dan hidup bahagia selamanya.
Atau Sleeping Beauty? Putri tidur yang hanya bisa bangun jika dicium pangeran dan setelah bangun mereka berdua hidup bahagia selamanya.
Aku ingin kalian mendengar sebuah cerita yang aku sendiri belum membaca bagaimana akhir kisahnya. Tapi aku ingin sedikit mengubah latarnya menjadi lebih nyata, tidak melulu tentang kerajaan.
Ada seorang gadis desa yang pergi merantau ke kota. Entah bagaimana tepatnya, aku sendiri lupa, dia bertemu dengan seorang pria metropolitan di kota itu. Sekadar informasi, pria tersebut juga pendatang baru. Beberapa kali mereka bertemu, dengan tanpa sengaja. Pada pertemuan ke-sekian, yang masih tanpa sengaja, si gadis mulai memberanikan diri untuk mengajak si pria berbincang ringan. Beruntungnya gadis itu, si pria menanggapinya. Awalnya si gadis berpikir pria itu adalah teman ngobrol yang asik. Sampai ia menyadari ada sengatan listrik yang menjalari tubuhnya tiap kali ia melihat senyum pria itu. Sengatan listrik yang justru membuatnya merasakan damai. Ini gila, pikirnya.
Makin gadis itu menghindar, pria itu semakin nyata. Ia tak tahu harus bagaimana. Ia bingung. Siapa yang harus disalahkan; apakah si pria yang tanpa sadar dengan kabaikan hatinya membuat si gadis jatuh cinta, atau si gadis menyalahkan dirinya sendiri yang terlalu mudah jatuh pada pria itu sementara si pria tidak pernah berniat menangkapnya.
Tepat!
Dari awal si pria tidak pernah mengaharapkan gadis itu jatuh untuknya sehingga ia tidak perlu repot-repot menangkapnya.
The hardest part is deciding whether try harder or walk away...
Pukul 22:28 WIB. Kepalaku mulai berat.
Sebenarnya ini adalah bagian tersedih dalam cerita. Saat si gadis memutuskan untuk try harder first, then walk away if she fails.
Persetan harga diri! Ia ingin bahagia! I cut some unwanted moments.
In short, she tried...
And succeeded...
He falls...
Belum, ini belum berakhir. Karena memang aku belum mengetahui bagaimana akhir ceritanya.
Does happily ever after exist?
Dalam beberapa hal, gadis itu sadar; ia tak cukup pantas untuk si pria. Ia bingung, lagi. Di sini, siapakah yang paling kasihan? Apakah si pria yang malang karena hanya mendapatkan gadis ala kadarnya seperti itu, atau si gadis yang harus siap jika suatu hari nanti orang yang dikasihinya pergi untuk seseorang yang lebih darinya yang juga mengasihi si pria itu?
Jika hari yang ia takutkan itu datang, apakah itu saat untuknya walk away?
Karena ia merasa sudah cukup lelah.
Lelah untuk try harder lagi.
Namun terlalu lemah untuk membiarkannya pergi...
Lampu kamarku tiba-tiba saja padam. Aku baru membaca sekitar seratus sekian halaman dan masih ada ratusan halaman lain yang belum aku sentuh. Aku janji akan aku ceritakan bagaimana akhirnya, entah kapan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar